RadenKuncung sangat terharu melihat kondisi ayahnya. Untuk itu ia bermaksud membantu ayahnya dan mohon izin agar ia sendiri yang akan menangkap Kaligenteng. Kemudian Raden Kuncung terjun ke dalam sungai, menyelam dan berenang dengan gesitnya. Adipati Jebung Kusumo sangat terheran-heran melihat kegesitan putranya dalam berenang
TANGERANG Peringatan haul ulama besar Raden Kuncung Amarullah yang dikenal dengan sebutan “Ki Rabana” berlokasi di Kampung Cicayur II Desa Cicalengka, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang tidak hanya menjadi tradisi keagamaan, namun sekaligus memperkaya budaya Tangerang, Banten yang harus dirawat
JelangKunker Menteri ke Tanjung Lesung, Polres Pandeglang Laksanakan Sterilisasi Wilayah Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Polsek Cilograng Polres Lebak Laksanakan KRYD Patroli Gabungan Cegah Gangguan Kamtibmas, Ditpolairud Polda Banten Patroli Malam Presiden Jokowi Resmi Tutup Asean Para Games XI Libur Weekend, Personil Polsek
Sepertiyang kita ketahui bersama, Jakarta merupakan salah satu kota yang kental akan sejarah Islam, yang dibuktikan banyaknya masjid-masjid bersejarah yang hingga kini masih terjaga. Hadirnya Wisata Religi membuat perayaan bulan suci Ramadhan pada tahun ini menjadi semakin lebih menarik" ucapnya Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi, Hari Wibowo
NdenBagus Jeporo melakukan perjalanan relegi ketempat pengelolo Petilasan Keramat Mbah Raden Kuncung Dikaradenan Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat.Waktu N
AkikLumut : dapat meningkatkan hubungan dengan alam sekitar. Lumut Hijau membantu menghilangkan racun dalam darah dan menyeimbangkan energi emosional. Lumut Merah membantu membersihkan darah serta menambah stamina fisik. Akik pohon : menolong dalam melakukan introspeksi diri dengan lebih jelas, melihat dunia melalui sudut pandang
Dilansir salah satu unggahan video di salah satu kanal YouTube Hidayah Kehidupan pada 5 November 2022, inilah karomah yang dimiliki oleh Habib Kuncung.. Ada seorang petugas makam. Ia duduk di kursi menghadap pintu gerbang makam. Seperti biasa, petugas atau pengurus tersebut menyapa peziarah makam Habib Kuncung.. Di
RadenWijaya yang juga menantu Kertanegara pun kemudian terdesak dengan keadaan ini sehingga mencari perlindungan ke Sumenep kepada Aria Wiraraja. Akhirnya setelah mendapatkan rekomendasi dari Aria Wiraraja. Jayakatwang mengampni Raden Wijaya dan bahkan mendapatkan tanah di desa Tarik yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Majapahit.
iXNl. – Di Kadipaten Purbalingga, Adipati Kertabangsa baru saja menerima sebilah keris pemberian Gandatapa, seorang pertapa dari Kendhanggempulung yang merupakan gurunya. Keris tersebut bernama Kyai Setan Sang Adipati, keris tersebut kemudian diberikan kepada putranya yang bernama Raden Kaligenting. Setelah menerima pusaka pemberian ayahnya tersebut, sifat Raden Kaligenteng menjadi angkuh dan hari Kaligenteng menerima berita bahwa sebenarnya keris Kyai Setan Kober mempunyai pasangan pusaka yang bernama keris Nagarunting. Maka Kaligenteng berniat mencari pusaka Nagarunting ditanyakan kepada ayahnya tetapi tidak mengetahui secara pasti. Akhirnya Kaligenteng pergi mencari Nagarunting ke tempat Gandatapa di sampai di Kendhanggempulung, Kaligenteng diberitahu oleh Gandatapa bahwa Nagarunting sudah diberikan kepada Adipati Darmakusuma di Nagarunting sudah diberikan kepada orang lain, Kaligenteng marah besar dan membakar temapt tersebut. Akhirnya Kaligenteng pergi ke Sokaraja untuk mencari Sokaraja, Adipati Darmakusuma menerima kedatangan Kaligenteng yang bertujuan meminta keris Nagarunting. Karena Darmakusuma tidak memberikan keris Nagarunting kepada Kaligenting, maka terjadilah peperangan tersebut Kaligenteng kalah oleh Darmakusuma yang memakai Keris Nagarunting, dan akhirnya lari menceburkan diri ke dalam bahwa Kaligenteng masih hidup, Adipati Darmakusuma lalu bertapa di tepi sungai tersebut untuk menunggu kemunculan kadipaten Sokaraja, istri dari Adipati Darmakusuma melahirkan seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Raden Jaka Kuncung. Setelah beranjak dewasa, Jaka Kuncung pergi mencari ayahnya yang sedang bertapa di tepi sebuah Kuncung akhirnya berhasil menemukan ayahnya yaitu Adipati Darmakusuma. Jaka Kuncung akan diaku anak oleh Adipati Darmakusuma apabila Jaka Kuncung mampu membunuh musuh Adipati darmakusuma yang bernama Raden berbekal keris Nagarunting pemberian Sang Adipati, akhirnya Jaka Kuncung menyanggupi persyaratan tersebut dengan mencari Kaligenteng di dalam dalam sungai Jaka Kuncung bertemu seekor belut raksasa yang bernama Sidhat Wulung Sungut Kencana. Diantara keduanya akhirnya terjadi peperangan yang kemudian dimenangkan oleh Jaka yang mati terkena Nagarunting tersebut berubah menjadi sebuah pusaka tombak tanpa sarung yang kemudian dinamakan tombak Kyai Kuncung mendengar suara yang tanpa rupa bahwa sarung dari tombak tersebut adalah orang yang sedang dicari Jaka Kuncung yaitu cirri-ciri dari Kaligenteng adalah orang yang bila dipuji senangnya bukan main, tetaapi bila dicela akan marah besar. Jaka Kuncung kemudian keluar dari sungai Kuncung kemudian menyamar menjadi seorang dalang Jemblung dengan belajar pada seorang Dalang yang sudah tua disuatu wilayah di Kademangan Watukumpul bernama Dalang sekian waktu akhirnya Jaka Kuncung berhasil menjadi seorang dalang Jemblung. Di lain kisah, Kaligenteng yang sudah keluar lebih dulu dari sungai suatu waktu akan menikahi anak Demang Watukumpul dan minta dipentaskan seorang dalang Jemblung, yaitu Jaka saat pementasan, Jaka Kuncung mengambil cerita mengenari Kadipaaten Purbalingga, yang di dalamnya menyagkut kehidupan Raden dalam cerita Jaka Kuncung memuji kehebatan Kaligenting, maka Kaligenteng akan tertawa terbahak-bahak, tetapi bila Jaka Kuncung mencela perbuatan Kaligenting, maka Kaligenteng akan marah besar. Hanya sepenggal cerita ini yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan bermanfaat. TOPIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar
LEBAK – Setiap kali datang bulan Muharram yang merupakan bulan suci bagi umat Islam, seluruh umat Islam mempunyai tradisi atau kebudayaan sendiri untuk memperingati bulan pertama dalam kalender Hijriyah ini. Banyak keistimewaan keindahan di bulan Hijriyah ini, selain tahun baru Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Muharram, dalam bahasa jawa juga biasa disebut hari assyuro yang juga diperingati sebagai hari raya anak masih banyak kebiasaan umat Islam yang dilakukan di bulan Muharram, seperti mengadakan sunatan massal dan menyantuni anak yatim. Seperti juga halnya di Kampung Cokel Pasir Nangka, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten yang memiliki kebudayaan rutin saat memasuki bulan Muharram, yaitu ziarah atau Haul ke makam Raden Kuncung AmarullahInformasi yang dihimpun Radar Banten Online, makam tersebut dipercayai sebagai ulama besar dan tokoh penting terbentuknya kampung cokel. Beliau di makamkan di makam keramat cokel dan biasa diperingati pada tanggal 12 salah seorang penziarah dari pondok pesantren Nurul Salam, Leuwiliang, Bogor mengaku, dirinya sudah sering datang kesini menjelang bulan Muharram datang, untuk memperingati haul wafatnya Raden Kuncung Amarullah yang diakui sebagai ulama besar.“Saya sudah sering datang kesini saat bulan Muharram, untuk berziarah ke makam keramat Raden Kuncung Amarullah , karena memang sudah tradisi,” kata santri dari pondok pesantren Nurul Salam, Leuwiliang, Bogor ini, Minggu 1/10.Sementara itu, Siti warga setempat mengatakan, tradisi ini memang sudah turun menurun. “Mereka Penziarah-red datang dari berbagai daerah atau kota, seperti dari Bogor, Tangerang, Parungpanjang dan kota lainnya,” juga menambahkan, kalau dilihat sebenarnya makam keramat ini bisa dijadikan objek wisata religi ziarah-red seperti di Banten, namun sangat disayangkan belum dikelola dengan baik. Omat/twokhe
- Amangkurat V atau Sunan Kuning atau Raden Mas Garendi merupakan cucu dari Amangkurat III di Mataram. Ia merupakan salah satu tokoh yang memberontak terhadap pemerintahan Pakubuwana II yang dekat dengan VOC. Amangkurat V disebut sebagai Sunan Kuning karena saat memberontak terhadap Pakubuwana II, ia memimpin pasukannya yang berasal dari etnis Mas Garendi sempat menjadi Sunan setelah diangkat oleh koalisi Jawa-Tionghoa pada tahun 1742 dan berakhir pada tahun 1743. Baca juga Hubungan antara Kerajaan Demak dengan Mataram Islam Siapa itu Sunan Kuning Sunan Kuning atau Amangkurat V memiliki nama asli Raden Mas Garendi yang lahir di Kartasura pada tahun merupakan putra bungsu dari Pangeran Tepasana atau cucu dari Amangkurat III. Semasa kecilnya, Raden Mas Garendi melihat pertikaian politik karena ayahnya, Pangeran Tepasana terbunuh. Setelah kematian ayahnya, Pangeran tepasana, Raden Mas Garendi dibawa lari meninggalkan Kartasura oleh pamannya yang bernama Wiromenggala. Raden Mas Garendi kemudian dibawa ke Grobogan dengan melewati Gunung Kemukus. Baca juga Situs Gunung Padang, Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara Sampai di Grobogan, rombongan pelarian dari Kartasura kemudian bertemu dengan keluarga Tionghoa, Tan He Tik.